Memang tak lama kemudian terlihat hamparan laut, muara, garis pantai, rumah ber jejer-jejer.
Aduhai, kelihatan begitu teduh, nyaman dan asri.......
Tentu tak akan menduga kalau laut itu pernah bergolak, dengan ketinggian ombaknya 30 meter, lari kedaratan........dan melabrak apa saja didepannya!!!
Akibatnya sekitar 120 ribu rumah hancur, ribuan sekolah ambruk, 800 KM Garis pantai rusak,belum lagi tempat ibadah, dan tak terhitung nyawa manusia.
Namun Aceh sekarang sudah beda !
Di mana-mana jalan mulus dan lebar. Khususnya yang dibangun dengan dana dari USAID(Lembaga donor dari Amerika), lebarnya sampai 30 meter! Spesifikasinya, mengikuti jalan di Amerika, jelas kwalitasnya diatas rata-rata jalan nasional kita.
Jalan itu adalah jalan dari Banda Aceh , menju ke Calang.
Juga sedang dibangun berbagai infrastruktur, di kawasan Uleelheue.
Yang tadinya centang perentang karena dihantam Tsunami, kini rumah-rumah baru berdiri ber jejer-jejer dengan rapi, semuanya menghadap ke jalan ber aspal hotmix, lengkap dengan saluran pembuangannya.
Memang Aceh seperti magnet ! Banyak negara-nagara donor, dan sukarelawan,/volunteer, yang datang, dan memberikan bantuannya, yang sangat luarbiasa. Baik dari segi materiil( uang), maupun dukungan moral, juga tenaga. Sehingga Proses penanggulangan bencana Aceh ini, diappresiasi sebagai yang terbaik di dunia. Alhamdulillah !
Disamping, pembangunan Infrasruktur, adanya para volunteer, banyak membantu pemulihan kondisi traumatis psichologis warga dengan lebih cepat. Kini Ekonomi Aceh mulai menggeliat...
-->
Dan,sekarang aku disini, di Aceh. Tepatnya di kota Banda Aceh
Seperti sebutir debu, yang diterbangkan angin…..lalu terdampar di sini, di Serambi Mekkah, begitu orang sering menyebutnya sebagai pengganti nama Aceh.
Ya…… seperti sebutir debu, karena aku tidak pernah membayangkan, tidak pernah menyangka kalau aku pada suatu saat akan disini, di Banda Aceh, dan aku tidak ada artinya apa-apa disini, karena aku hanya sekedar menemani suamiku, yang menerima tugas bergabung dengan BRR (Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi) Aceh, suatu Badan yang bertugas untuk malaksanakan pemulihan Aceh.
Aku katakan bahwa suamiku ”menerima tugas”, karena memang kenyataannya, suamiku ditawari bahkan setengah dirayu untuk bisa bergabung dengan Tim (Di BRR), yang sudah ada di Aceh.
Suamiku tadinya bekerja disuatu Lembaga Donor Internasional yang sangat bergengsi, dengan jabatan yang cukup tinggi (Senior Officer),namun karena kesehatannya yang kurang baik, maka setelah bekerja cukup lama, maka mengajukan pensiun dini. Walau sudah dalam masa pensiun , tetap saja ada beberapa lembaga yang memakai tenaganya, dikarenakan keahliannya yang diporolehnya setelah bekerja cukup lama di Lembaga Donor. Dan suamiku menjalaninya sebagai tenaga paruh waktu, mengingat kesehatannya.
Dalam setahun terakhir, sebelum berangkat ke Aceh, sebenarnya kesehatannya sangat menurun, dengan hasil-hasil Laboratorium yang kurang menyenangkan, dan kunjungan ke Dokter yang semakin sering. Namun ketika dia menyatakan kesediaannya untuk bergabung di BRR, aku samasekali tidak bisa tidak menyetujui. Kegairahannya yang meluap-luap setiap menceritakan pekerjaannya, semangatnya yang seperti api yang tidak pernah padam untuk, selalu bekerja menyumbangkan kemampuan, dan pemikirannya, nampaknya tidak ada seorangpun yang bisa menghentikannya !
Memang, bahkan sejak mahasiswa, semangat untuk selalu mengasah pikiran, menyumbang ide, menempatkan dia sebagai seorang inisiator, motivator, dan pemimpin bagi kawan-kawannya, namun aktivitasnya yang agak berlebihan ini jugalah yang sedikiit banyak mempengaruhi ketahanan kesehatannya. Sejak mahasiswa sudah sering sakit.
“ Aceh adalah Serambi Mekkah bu, dan aku akan kesana” Katanya. Aku tersenyum, mengangguk saja.
“ Aceh, baru saja habis kena Tsunami, ini dalam rangka pemulihan, dan kalau kita bisa menyumbang apapun itu, uang misalnya, juga kesempatan menyumbangkan pemikiran harus kita jalani “, Katanya lagi. Aku tahu itu, karena kalau alasan materiil, kayaknya bukan (ini lebih karena idealisme), karena kami secara financial, sudah sangat sangat cukup.
Apa maknanya Ini ?..........
..........bersambung.....
No comments:
Post a Comment