Sunday, January 26, 2014

SEMANGAT (1)

Transformasi

Dulu  menyanyi, sekarang mengaji

Aku tidak berani menamakan ini sebagai “ Hijrah” Karena aku merasa pastilah aku masih sangat jauh dari sempurna.
Tapi kalau ada perubahan pastilah “Ya”
Kalau dulu seringnya aku menyanyi, kini seringku mengaji.
Dulu setiap hari kusetel lagu-lagu kesukaan ku seperti Tom Jones. Natt KingCole, Elvis Presley. Beatles, Everly Brothers. Kini banyak lagu murotal dan sholawatan
Ibarat menyetir mobil, aku banting stir ketika  mau masuk jurang.

Entah aku merasa bahagia atau berduka.
 Yang kurasakan selama hampir 38 tahun bersama  aku  selalu  merasa bahagia.
Tapi aku tidak tahu masa depanku apakah surga atau neraka ??
Aku dikaruniai semangat dan daya juang, sehingga tak terlalu kupikirkan  nanti bagaimana ? Yang penting selalu berusaha membuat jalan ku lapang menuju ke haribaan NYA.
Kalau sekarang aku tidak sering lagi menyetel lagu-lagu kesayanganku, bukan karena aku lalu mengharamkannya, 
TIDAK !
 

Mendengarkan lagu itu ibaratnya membuka kenangan bersama bapak, juga kakak perempuanku yang juga sudah  almarhum  karena hampir setiap lagu mempunyai  kenangannya  sendiri.
Lagu “ I left my heart in Sanfransisco”  adalah lagu yang membawaku ke angan ketika berdiri berdua diatas Golden Gate di Sanfransisco bersenandung lagu ini.  Lagu “Autumn Leaves” mengingatkanku  di Melbourne ketika kami berdua mengunjungi anakku yg kuliah disana.
Lagu “Stranger on the Shore” adalah lagu kenanganku,  waktu aku masih remaja yang diam-diam sering kunyanyikan (dengan air mata berlinang) menjelang  perpisahanku dengan mbak Nur kakakku yg mau menikah.
Lagu “You are my special angel” adalah laguku ketika aku mengantarkan ayah dan ibuku naik haji th 1990. Yang kuanalogikan  “special angel” adalah “malaikat “penolongku.
Lagu “Pretend” adalah lagu kenangan rekreasi naik kapal sekeluarga dari Jakarta ke Surabaya
Lagu “ Bulan Sabit” Broery adalah lagu kenangan bersama bapak. Bapak sering menyanyikannya dengan iringan gitarku.


                    



 

Lagu lagu Everly Brothers dan Trio Bimbo adalah lagu-lagu yang sering  kunyanyikan berduet dengan kakakku Mbak Sus (alm) di acara-acara panggung gembira  di RRi Solo tahun 70 an dengan label  Duet “SusNa Bersaudara”  Ini adalah singkatan dari nama Susilowati  kakakku dan namaku Ratna. Jadilah Susna Bersaudara.
Mendengar semua  lagu-lagu tersebut susah bagiku untuk menahan  jatuhnya air mata.
Dirumah lagu2 itu memang sudah jarang aku putar. Tapi kalau di jalanan  yang  karena macetnya minta ampun, dimobilku beberapa CD  lagu lagu itu terpaksa ada sebagai hiburan . Aku menikmati kenangan meski dengan rasa pahit sekalipun. Maka yang sering adalah aku menyetir sambil berlinangan air mata. 
Dirumah aku lalu mendatangkan guru mengaji. Aku ingin memperbaiki tajwid bacaan  Al Qur’an dan belajar melantunkannya dengan lagu/ nada yang indah. Seminggu 2 kali guruku datang.
Dulu bersama bapak (suamiku alm) hampir dikata aku sudah keliling dunia karena tugas pekerjaannya  yang sering  ada acara rapat / kegiatan di luar negeri dan selalu aku diajaknya. Sederet nama kota seperti Washington, Sanfransisco, Detroit, Orlando, Los Angeles, Paris, Amsterdam, Holland, Belgia, Calcutta, New Delhi , Orlando, Hongkong, Bangkok, Malaysia, Malaka, Oman,  dan masih banyak lagi  termasuk kota kota besar di Indonesia, sudah kukunjungi.







Sepeninggalnya aku jarang bepergian. (Bapak meninggal bln Juni 2009 di usia 65 th) 
Disamping kurang bersemangat karena tanpanya, juga perjalanan seperti itu entah,

membuatku senang atau berduka.?? 

Karena perjalanan-perjalanan   itu pasti  akan mengingatkanku kepada bapak.
Sebenarnya aku adalah orang yang senang dengan alam dan suka petualangan. Naik kereta api melihat hamparan sawah, gunung menjulang di kejauhan,  tanah hijau yang lapang sangat mempesona. Kini melihat pemandangan seperti itu aku lalu membayangkan bapak pasti ada disana di puncak pohon itu atau di atap rumah yang kulewati atau duduk di kabel listrik. Tanpa terkungkung dalam jasadnya tentu dia bebas ada dimana-mana. Melihatku mungkin mau menyapaku atau menemaniku seperti dalam perjalanan-perjalanan yang lalu.
Kalau aku naik pesawat terbang kubayangkan bapak duduk di mega-mega itu.
Dan membuat berlinangan airmataku.
Itu adalah bayanganku.  Kenyataannya, kita tidak pernah tahu.
Aku tak peduli walau itu sekedar imajinasi.


Isyarat Tuhan
Sepanjang hidupku banyak sekali karunia Tuhan yang telah dilimpahkan kepadaku. Materi yang tidak kekurangan, tiga  anak yang sangat mencintaiku dan semua sudah mandiri berkeluarga.
Aku sudah tidak butuh apa-apa lagi. Maka sisa hidupku  kugunakan untuk kegiatan yang bisa bermanfaat bagi masyarakat. Sebagai Ketua Pos Lansia Dahlia Senja yaitu suatu komunitas para lanjut usia yang bersama-sama melakukan kegiatan untuk menjaga kesehatan para lansia, khususnya yang kurang mampu, aku punya kesempatan banyak untuk berkiprah menyumbangkan baik tenaga, pikiran dan dana untuk kegiatan  ini.
Namun beberapa kejadian akhir-akhir ini yang begitu sederhana dan sepele membuatku merasa  disindir Tuhan.
Di suatu sore, aku membayangkan alangkah enaknya makan bakmi  rebus sehabis Isya nanti. Maka kupanggil pembantu dan kubilangi kalau jam 7 malam  nanti akan kusuruh ke tukang Mi rebus yg mangkal di pertigaan tidak jauh dari rumahku.
Sekitar jam setengah tujuh malam menantuku Indri yang serumah denganku pulang sambil menenteng sesuatu dan bilang : “Yangti ini Indri bawain Mi rebus…”
“ Lho emang kamu tahu Yangti ingin mi rebus? “
“ Ya nggak sih. Cuma tadi kita makan di Resto Finda terus inget kali kalau yangti di bawain Mi Rebus  senang “
“ Lha memang kebetulan sekali, tadi malah rencana mau suruh si Amah beli ke pengkolan. Ya trimakasih ya, aku batalin dulu si amah nanti keburu dia berangkat .
 Aku tahu betul kalau anakku itu hampir tidak pernah lho makan di restoran Finda. Mereka biasanya memilih ke Cinere Mal karena banyak makanan enak dan lengkap disana. Dan yang dibawa kerumah ya tidak pernah Mi Rebus. Yang sering ya Pizza, Mi Ayam Bangka, masakan2 Restoran De Cost, Hoka-hoka Bento. Lha ini kok bawanya Mi Rebus….
Sekitar seminggu kemudian, menjelang makan malam aku membayangkan makan baso kuah pasti enak sekali,  segar dengan kuahnya yang hangat itu. Begitu kuat keinginanku maka akupun bergegas kekamar pembantu mau menyuruh  membeli baso ke restoran Finda yang tidak terlalu jauh dari rumahku.
Kekamar pembantu harus melewati kamar makan dulu. Iseng-iseng aku buka tutup saji, ingin tahu apa yg disajikan pembantu untuk makan malam nanti. Ketika saji kubuka terlihat dari beberapa masakan ada sebuah mangkok besar dengan beberapa baso dalam kuah yg hangat-
hangat  bertaburan bawang goreng seperti yg kubayangkan tadi. Masya Allah, aku benar2 terpesona ! Kenapa bisa begitu ya? Lama aku amati baso kuah itu. Benar, ini baso kuah?? Aku betul betul heran.
Pembantu yang bagian masak  itu namanya Wati, anak Tegal. Dia pintar masak apa saja. Setiap hari ber ganti2 masakan, Sup ayam, ayam goreng, ikan bakar, oseng2, sayur lodeh, empal, apa saja. Tapi baso kuah hanya  sesekali dia bikin. Memang dia dibebaskan untuk menentukan menu sendiri, karena kalau kami tidak cocok, kan kami juga tinggal tilpun ke restoran atau mall disana banyak makanan  yg bisa diantar kerumah.
Tapi herannya pas hari itu kenapa dia masak baso kuah?. Aku tidak jadi menyuruh si Amah membeli baso kuah. Baso kuahnya sudah di depan mata.
Mungkin hal begini banyak juga orang yang mengalami, tapi bagiku dua kali berturut-turut ini kuanggap  sinyal. Dan rasanya bukan dua kali itu. 
Sebenarnya pernah juga terjadi, tetapi sudah beberapa lama .Peristiwanya adalah ketika aku diajak  piknik oleh KUD Soliamitra dimana aku termasuk dalam keluarga besarnya. Acaranya piknik ke pantai Carita. Malam sebelum berangkat aku sudah merencanakan  untuk membeli  sandal jepit agar leluasa main di pantai.Tapi entah bagaimana aku benar-benar lupa, dan pagipun sudah tidak sempat lagi. Sampai ditempat piknik, sebelum acara bebas dipantai didahului dengan sedikit acara resmi sambutan dari ketua KUD Soliamitra. Kemudian nyanyi –nyanyi bersama lalu diadakan undian door prize. Karenanya pesertanya banyak, sekitar 100 orang, maka hadiah doorprize pun dibuat banyak, agar banyak yang bisa mendapatkan. Mungkin sekitar 30 an. Hadiah nya macam2 dan murah meriah maklum hanya sebagai penggembira. Ada yang dapat penggorengn, panci, sprei, taplak dan segala tetek bengek alat2 rumah tangga. Ketika namaku disebut,  semua dengan antusias bersorak maklum aku di KUD sebagai  penasihat yang tentunya mendapat perhatian khusus. Banyak yg me nebak-nebak  “Wah kayaknya HP bu….” Teriak seorang karyawan…..he he he, Dibuka ternyata sandal jepit !! persis seperti yg kuinginkan…….
Tahun berikutnya   acara RAT (Rapat Anggota Tahunan) KUD Soliamitra. Aku duduk dekat Pak Mohamad. Pak Mohamad adalah pengawas KUD Soliamitra. Dulu dia adalah sekretarisku, waktu aku jadi ketua KUD. Kemudian jabatanku selesai sesudah dua periode, lalu terpilih Pak Mohamad menggantikanku. Dia juga dua periode. Sekarang dia jadi pengawas KUD, dan  kebetulan dia juga terpilih sebagai anggota DPRD Kota Depok.
Seperti biasa setiap acara KUD pasti diadakan Doorprize, terlebih ini acara RAT, jadi ya hadiahnya  relatif  banyak, dari yang murah sampai televisi, kulkas, sepeda dll.


Ketika acara pengundian doorprize baru saja dimulai, tiba2 pak Mohamad bilang ingin memberikan aku kenang-kenangan an dan mempersilahkanku untuk memilih sendiri barang yang kuinginkan.
Kepada panitia, pak Mohamad bilang  barang yang aku pilih nanti supaya  dicarikan gantinya yang sama karena kan barang itu untuk diundi bagi peserta yg hadir.
Aku benar-benar  surprise !
Ketika aku datang dan duduk disini tadi kulihat diantara barang-barang yang akan diundi diantara tv, kulkas, ac, sepeda ada barang yang sudah  sejak beberapa hari yang lalu aku sebenarnya ingin sekali membelinya. Sebuah alamari plastik yang aku perlu untuk menaruh segala barang remeh temeh. Sekarang almari itu disini. Tetapi mosok keajaiban seperti sandal jepit dulu mau terulang lagi. Dulu barangkali kebetulan saja , aku dapat undian sandal jepit ketika aku menginginkan sandal jepit.
“ Silahkan bu Ratna, mana yang  ibu pilih” Kata Pak Mohamad, mengagetkanku dari lamunan.
“ Ya Tuhan, Engkau memberikan yang kuinginkan. Bukan lewat undian tapi lewat pak Mohamad”
Semua kejadian itu kemudian kurenungkan, dan aku pada kesimpulan bahwa Tuhan mengirimiku isyarat.

Tuhan telah membolak balikkan logika menunjukkan “kekuasaan” NYA.

Ketika aku menginginkan makan mi rebus untuk malam hari, Tuhan telah menggerakkan menantuku yang saat itu bepergian untuk kemudian mampir membelikanku mi rebus. Ini masih sesuai logika.
Tetapi bagaimana kasus Baso? Ketika malam itu aku sangat ingin makan baso kuah, dan ternyata pembantu sebenarnya sudah menyiapkan baso/ sudah masak baso sejak siang hari. Berarti baso itu sudah ada sejak siang/sore hari.
Artinya “hatiku” lah yang sebenarnya digerakkan Tuhan untuk sangat menginginkan baso dimalam hari itu. Sehingga ketika aku melihat sudah ada baso dimeja, aku merasa apa yg kuinginkan dipenuhi oleh Tuhan.
Tapi bukankah timbulnya keinginanku makan baso baru dimalam hari?? Dan baso itu sebenarnya sudah ada sejak siang/sore hari? Nah bingung kan ??
Jadi mungkin sebenarnya bisa saja keinginanku bukan makan baso, tapi kemudian hatiku digerakkan Tuhan untuk ingin makan baso. Nah semakin bingung kan?.....he he he ..


Tapi aku mendapat pelajaran disini. Seperti itulah mungkin kalau seseorang mendapat hidayah. Yaitu entah mengapa tiba-tiba  ada  keinginan hati……….

Iseng-iseng semua pengalamanku ini aku ceritakan kepada anakku Sinta dan  Joe (suaminya)
“Wah, asyiiik dong bu, selalu dikabulkan Tuhan “ Komentar anakku.
“ Wah, tapi  sayang dong inginnya kok yang remeh temeh gitu…. he he he … “Lanjutnya.
“ Iya bu, jangan cuma baso..” Timpal menantuku Joe
“ Ah tapi  ibu sih pasti udah ga mikir yang muluk-muluk. Habis mau pengin apa ? Rumah sudah punya, gede lagi”
“ Mobil ? Kan mobilnya saja baru. “
“Jalan-jalan ? Yah ibu sudah puas kali…” Kata Sinta mendukungku.
Perbincangan ini aku pikirkan semalaman. Tiba2 aku dapat inspirasi !
Paginya aku datengin Sinta dan aku berkata: “Sinta, nih dengerin ya, Ibu punya keinginan tahun 2014 nanti ibu ingin  UMROH”.
“ Wow!.... Amiiin” Jawab Sinta sedikit terperangah.
“ Ibu kok tiba-tiba  ingin  Umroh? Terprovokasi yaaa?? He he he … “
“ Nggak, bukan begitu. Ini ada ceritanya” Jawabku.

Begini.
Sebenarnya sudah ada beberapa kali aku diajak UMROH. Adikku ketika dia mau pergi umroh mengajakku. Begitu juga kakakku ketika mau umroh menawariku juga untuk ikut.Tapi selalu saja aku berkilah, ah dari pada uangku untuk umroh paling yang senang cuma aku sendiri, lebih baik uangku itu untuk mendanai kegiatanku di Pos Lansia Dahlia Senja saja. Berapa puluh lansia   akan senang hatinya…….Begitu selalu alasanku.
Tapi di perjalanan kegiatan  Pos Lansia Dahlia Senja, ternyata Tuhan sendiri yang telah turun tangan  mengurusnya. Tiba-tiba saja banyak donatur yang ingin membantu kegiatanku di Pos Lansia. Pak Anton, yang secara spontan ingin menjadi donatur tetap. Ibu Lilin yg bersedia mendanai event-event besar yang di laksanakan Pos Lansia Dahlia Senja. Belum Yayasan Emong Lansia dengan sembako rutinnya, bahkan anak dan para keponakanku siap membantu. 





Kunjungan kerumah lansia sakit. Kiri nyak Rohani latihan jari(bekas stroke) 

Terakhir ini, tiba-tiba Dr Iin menilpun ingin gabung menjadi donatur. Nah….. Jadi apa alasanku untuk tidak berangkat Umroh??? 
Nabi Muhammad memberi contoh, sekali naik haji lalu sekali umroh.
Sejak aku berangkat naik Haji mengantar kedua orang tuaku Th 1990 yang terkenal dengan musibah lorong Mina, aku belum pernah lagi berkunjung ke Baitullah….
Padahal waktu itu  hanya dengan  campur tangan Tuhan saja aku bisa selamat dari musibah yang menelan ribuan jemaah itu (perjalananku ke Mekah ini juga aku dokumentasikan menjadi buku). Aku mestinya harus malu.  Ya, aku insya Allah akan umroh tahun 2014 yad…… Siaaap…!!!
Siaaap???  Ah aku merasa bekalku masih kurang.
Bukan bekal uang, tetapi spiritual
Tiba tiba aku ingin “Nyantri”. Merasakan bagaimana sih kehidupan di pesantren , sekaligus maksudku untuk men “charge “ sisi spiritual ku sebagai pemanasan persiapanku untuk  umroh. Tapi di pesantren mana ya?? Aku tidak terlalu tahu tentang pesantren. Aku mulai browsing lewat komputer. Pesantren Gontor Jawa Timur, Tebu Ireng juga Jawa Timur. Wah kalau jauh begini tentu perlu waktu yang lebih lama, padahal tahun ini aku juga akan sibuk dengan beberapa program Pos Lansia Dahlia Senja. juga tidak ada info masalah kegiatan nyantri untuk umum.
Beberapa hari kemudian Hp ku bunyi, ada SMS. Aku baca : Pesantren Daarul Qur’an Tangerang membuka untuk umum, baik anak anak, remaja maupun dewasa/lansia baik yang sudah ahli membaca AlQur’an maupun yang belum semua bisa ikut nyantri selama seminggu dengan biaya 850.000. Yang berminat bisa hubungi Ustadz Khaled no tilp… sekian,,sekian…
Ya Tuhan….….. yang aku cari cari dari kemarin , tiba-tiba saja muncul di HP.
Langsung aku SMS “Ustadz,…. Saya mau daftaaaaar”

   
Nyantri di pesantren Daarul Quran Tangerang 23- 30 Desember 2013



Dan satu hal yang aku sangat surprise dan tidak menyangka sama sekali, di awal tahun 2014 ini aku mendapatkan rejeki nomplok yang lumayan banyak.
 Tuhan sungguh MAHA  PENGASIH dan PENYAYANG

Alhamdulillah,... Insya Allah aku akan berangkat UMROH 
Kamis, 24 April 2014
Semoga Tuhan meridhoi.....